Berapa lama obat bereaksi?
Normalnya, obat yang Anda minum akan masuk ke dalam pembuluh darah sekitar 30 menit sampai 6 jam untuk memberikan efek pada tubuh.
Menurut situs Harvard Medical School, beberapa jenis obat dapat bereaksi pada hari pertama dikonsumsi. Namun, obat antikolesterol mungkin baru menunjukkan efeknya setelah 2 minggu.
Hal ini dikarenakan setiap obat memiliki cara kerjanya masing-masing di dalam tubuh.
Selain itu, aturan minum obat yang berbeda-beda akan memengaruhi cara kerja obat.
Berikut adalah hal yang memengaruhi lama reaksi obat dalam tubuh.
Pemberian obat dengan cara dihirup dan disuntikkan ke pembuluh darah cenderung lebih cepat diserap karena tidak melewati proses pencernaan yang panjang.
Hindari hal berikut agar obat cepat bereaksi
Lama reaksi obat dalam tubuh Anda juga dapat dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang Anda konsumsi.
Untuk itu, Anda pun perlu menghindari konsumsi minuman berikut setelah minum obat.
Belum banyak penelitian yang memadai tentang boleh atau tidaknya mengonsumsi air kelapa setelah minum obat.
Sebenarnya, air kelapa sendiri tidak berbahaya bagi tubuh Anda. Air kelapa mengandung elektrolit, vitamin, dan mineral yang baik untuk kesehatan.
Namun, mengutip dari situs Medline Plus, air kelapa dapat berisiko menurunkan tekanan darah.
Untuk itu, sebaiknya Anda membatasi konsumsi air kelapa jika sedang mengonsumsi obat tekanan darah karena berisiko menyebabkan tekanan darah terlalu rendah.
Penting untuk mengetahui apakah Anda bisa mengonsumsi obat bersama makanan dan minuman, misalnya susu.
Dalam beberapa kasus, minum susu setelah minum obat tertentu dapat memengaruhi reaksi obat dalam tubuh.
Bahkan, menurut situs Harvard Medical School, minum susu setelah mengonsumsi jenis obat bifosfonat kurang dari 30 menit dapat mengurangi efektivitas obat.
Tak hanya itu, kandungan kalsium dalam susu juga disebut-sebut dapat mengganggu penyerapan senyawa dalam beberapa jenis antibiotik.
Konsumsi alkohol saat minum obat tak hanya dapat memengaruhi lama reaksi obat, tapi juga mengurangi efektivitas obat.
Selain itu, alkohol dapat meningkatkan efek samping obat, terutama pada obat antihistamin.
Menurut situs Cleveland Clinic, alkohol dapat meningkatkan efek sedatif (penenang) dari obat-obatan tertentu, mengganggu kerja obat diabetes, hingga menambah risiko gula darah rendah.
Seperti penjelasan di atas, beberapa jenis makanan dan minuman dapat memengaruhi reaksi obat dalam tubuh.
Untuk itu, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter mengenai interaksi obat yang mungkin terjadi dan cara mencegahnya.
[embed-health-tool-bmi]
Tak perlu khawatir jika merasakan kulit kepala gatal setelah keramas. Kondisi ini dapat diatasi dengan cara mudah. Tentu saja Sahabat Fimela harus mencuci rambut dan membilasnya hingga bersih, sehingga tidak ada busa atau deterjen yang menempel pada kulit kepala. Usahakan untuk rutin keramas seminggu 3 kali.
Untuk mengatasi kulit kepala yang gatal dan meradang, kamu bisa menggunakan cara alami dengan tea tree oil. Walaupun biasanya tea tree oil digunakan untuk menghilangkan jerawat, tetapi minyak alami ini juga bisa mengatasi gatal pada kulit kepala. Caranya cukup sampurkan 3 tetes tea tee oil pada air, kemudian balurkan di seluruh kulit kepala pada malam hari. Bilas sampai bersih pada esok harinya.
Jika kulit kepala sangat sensitif, sebaiknya hindari menggunakan produk perawatan rambut yang mengandung bahan kimia. Kamu juga harus rutin menyisir rambut untuk menghilangkan kotoran yang menempel di rambut. Kalau kulit kepala terus menerus gatal dan tidak segera sembuh, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Saat minum obat, mungkin Anda berharap obat tersebut akan bekerja dengan cepat mengatasi keluhan. Namun, sebenarnya berapa lama obat bereaksi dalam tubuh? Ketahui lama reaksi obat dan hal yang bisa memengaruhi cara kerjanya.
Bagaimana cara obat diserap oleh tubuh?
Tidak semua obat akan langsung diserap dan dilepaskan ke aliran darah untuk memberikan efek pada tubuh.
Obat yang dikonsumsi secara oral (minum) perlu melewati proses metabolisme obat dalam sistem pencernaan, baik di organ hati maupun lambung dan usus.
Menurut buku Drug Metabolism (2022), kecepatan metabolisme obat ini dipengaruhi oleh kerja enzim, interaksi obat, dosis, dan jenis obat yang dikonsumsi.
Berikut ini proses penyerapan obat hingga bereaksi di dalam tubuh Anda.
Mengetahui tahapan penyerapan obat dapat membantu Anda lebih cermat sebelum mengonsumsi jenis obat apa pun.
Pasalnya, obat juga dapat diserap ke dalam ASI sehingga reaksi pun dapat terjadi pada bayi yang menyusu.