Daftar Tahun dalam Angka Romawi
Mungkin kamu akan menulis tahun dalam angka romawi, nah dibawah ini adalah tabel tahun dari 1950 – 2050 dalam angka romawi. Semoga bermanfaat :
Source : https://romannumerals.site/
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
Contoh Operasi Angka Romawi
bawah ini menjadi bilangan cacah!
IX I = 1 X = 10 1 < 9 maka operasionalnya pengurangan IX = 10 – 1 = 9
XXIII XX = 10 + 10 = 20 III = 1 + 1 + 1 = 3 20 > 3 maka operasionalnya penjumlahan XXII = 20 + 3 = 23
XXIX XX = 10 + 10 = 20
IX I = 1 X = 10 1 < 10 maka operasionalnya pengurangan IX = 10 – 1 = 9 XX= 10 + 10 = 20
maka operasionalnya penjumlahan 20 + 9 = 29
XXXIV XXX = 10 + 10 + 10 = 30 IV I= 1 V = 5 1 < 5 maka operasionalnya pengurangan IV = 5-1 = 4 XXX = 30 IV = 4 30 > 4 maka operasionalnya penjumlahan XXXIV = 30 + 5 = 35
CXXVII C = 100 XX = 10 + 10 = 20 VII = 5 + 2 = 7 jadi 20 > 7 maka operasionalnya penjumlahan CXXVII = 100 + 20 + 7
XCIX XC X = 10 C = 50 10 < 50 maka operasionalnya pengurangan XC = 50 – 10 = 40
IX I = 1 X = 10 1 < 10maka operasionalnya pengurangan IX = 10 – 1 = 9
XC = 40 IX = 9 40 > 9 maka operasionalnya penjumlahan XCIX = 40 + 9 = 49
LXXIV L = 50 XX = 10 + 10 = 20 sama- sama puluhan 50 > 20 LXX = 50 + 20 = 70 IV I = 1 V = 5 1 < 5 IV = 5 – 1 = 4 LXXIV = 50 + 20 + 4 = 74
DCXXIV D = 500 C = 100 DC = 500 + 100 = 600 XX = 10 + 10 = 20 IV I = 1 V = 5 IV = 5-1 = 4 DCXXIV = 600 + 20 + 4 = 624
DCCLIII D = 500 CC = 100 + 100 = 200 DCC = 500 + 200 = 700 L = 50 III = 1 + 1 + 1 = 3 DCCLIII = 700 + 50 + 3 = 753
Bilangan romawi di bawah ini yang bernilai paling kecil adalah …. LXV CX XXXIV DXIII CID pembahasan a.LXIII L= 50 X= 10 V= 5 50 > 10 > 5 maka operasionalnya penjumlahan LXIII = 50 + 10+ 5= 65
CX C = 100 X = 10 100 > 10 maka operasionalnya penjumlahan CX = 100 + 10 = 110
XXXIV XXX= 10+ 10+ 10 = 30 IV = 4 30 > 49 maka operasionalnya penjumlahan XXXIV = 30 + 4 = 34 e.DXIII DX D = 500 X = 10 DX = 50 + 10 = 60 III = 1+1+1 = 3 60> 3 maka operasionalnya penjumlahan DXIII = 60+ 3 = 63
e.CMII C = 100 M = 1000 100 < 1000 maka operasionalnya pengurangan CM= 1000 – 100 = 90 II = 1 + 1 = 2 90 > 2 maka operasionalnya penjumlahan CMII = 90+ 2 = 92
LXIV = 64 CX = 110 XXXIV = 34 DXIII = 63 CMII = 92 jadi yang paling kecil adalah XXIV
Daftar Angka Romawi 1 – 2000
Angka Romawi memakai total tujuh huruf Latin yang dikombinasikan sedemikian rupa untuk membentuk suatu angka tertentu. Perhatikan cara menuliskan urutannya. Yuk sekarang kita mengenal angka romawi lebih jauh lagi :
*Bila tak mau ribet, bisa menggunakan situs https://romannumerals.site/ untuk mengubah dari angka biasa ke angka romawi.
1. Angka Romawi 1 – 100
2. Angka Romawi 1 – 2000
Rumpun bahasa Romawi, salah satu cabang dari rumpun bahasa Indo-Eropah, merupakan rumpun bahasa yang tumbuh dan berkembang dari bahasa Latin. Bahasa dalam rumpun bahasa Roman yang paling terkenal ialah bahasa Perancis, bahasa Sepanyol, bahasa Itali, bahasa Portugis dan bahasa Romania. Termasuk juga ke dalamnya suatu bahasa yang disebut bahasa Romansch, suatu bahasa yang dituturkan di Graubünden di bahagian tenggara Swiss. Bahasa-bahasa Romawi dipertuturkan oleh 600 penutur asli di seluruh dunia, terutamanya di benua Amerika, Eropah, dan Afrika, serta di wilayah yang lebih kecil saiznya yang terletak di seluruh dunia.
Semua bahasa Romawi (kadang-kadang disebut juga sebagai Romanik) adalah keturunan dari bahasa Latin Vulgar (lebih tepatnya, bahasa Latin rakyat), bahasa para tentera, pemukim dan budak dari Kekaisaran Romawi, yang agak berbeza dengan bahasa Latin Klasik dari kaum terpelajar Romawi. Antara tahun 200 SM dan 100 M, "ekspansi" Kekaisaran Romawi, yang disertai oleh dasar-dasar pentadbiran dan pendidikan Roma, menjadikan bahasa Latin sebagai bahasa pribumi yang dominan di wilayah yang merentang dari semenanjung Iberia ke pantai barat Laut Hitam. Semua bahasa ini terus-menerus berubah. Pada masa kemunduran Roma dan setelah keruntuhan dan perpecahannya pada abad ke-5, evolusi bahasa Latin di masing-masing wilayah ini menjadi semakin cepat, dan akhirnya berpecah menjadi banyak bahasa yang berbeza-beza. Banyak di antara bahasa-bahasa ini masih bertahan dalam bentuk modennya. Imperium seberang lautan yang diciptakan oleh Imperium Sepanyol, Imperium Portugal, dan Imperium kolonial Perancis sejak abad ke-15 kemudian menyebarkan bahasa-bahasa Roman ini ke benua-benua lainnya—begitu luasnya hingga sekitar dua-pertiga dari semua penutur bahasa Romawi kini hidup di luar Eropah.
Meskipun mengalami berbagai pengaruh dari bahasa-bahasa pra-Roman dan dari invasi-invasi di kemudian hari, fonologi, morfologi, leksikon, dan sintaksis dari semua bahasa Roman terutama sekali merupakan evolusi dari bahasa Latin. Akibatnya, kelompok ini memiliki sejumlah ciri linguistik yang memisahkannya dari cabang-cabang bahasa Indo-Eropah lainnya. Khususnya, dengan satu atau dua perkecualian, bahasa-bahasa Roman telah kehilangan sistem deklensi dari bahasa Latin Klasik, dan akibatnya, mempunyai struktur kalimat Subjek Verba Objek dan banyak menggunakan kata sandang.
Sebagai anggota keluarga Indo-Eropah, bahasa-bahasa Romawi mempunyai sejumlah ciri yang diwarisi oleh sub-sub keluarga IE lainnya (seperti misalnya bahasa Celt, bahasa Jermanik, bahasa Slavia, dan bahasa Indo-Farsi, bahasa Albania, bahasa Armenia, bahasa Yunani, bahasa Lithuania, dll.), dan khususnya dengan bahasa Inggeris; tetapi yang memisahkan mereka dari bahasa-bahasa non-IE seperti bahasa Arab, bahasa Basque, bahasa Hungary, dan bahasa Tamil.
Ciri-ciri ini meliputi:
Bahasa-bahasa Romawi sama-sama memiliki sejumlah ciri yang diwarisinya dari Bahasa Latin Klasik, dan semua itu memisahkan bahasa-bahasa ini dari kebanyakan bahasa-bahasa Indo-Eropah lainnya.
Jadual di bawah ini memberikan perbandingan kosakata yang menggambarkan sejumlah contoh pergeseran suara yang telah terjadi antara bahasa Latin dan bahasa-bahasa Roman utama, serta sejumlah bahasa minoriti terpilih.
Klasifikasi bahasa Romawi pada hakikatnya sulit, kerana kebanyakan wilayah linguistiknya merupakan suatu kontinum. Bahasa-bahasa Romawi termasuk 47 bahasa (perkiraan SIL International) dan dialek yang dipertuturkan di Eropah; kelompok bahasa ini adalah sebahagian dari keluarga bahasa Italik.
Berikut ini adalah sub-keluarga utama yang telah diusulkan dalam berbagai skema klasifikasi untuk bahasa-bahasa Roman:
Ada sejumlah bahasa yang berkembang dari campuran dari dua bahasa Romawi yang mapan. Tidak selalu jelas apakah mereka harus digolongkan sebagai pidgin, bahasa kreol, atau bahasa campuran.
Bahasa Latin dan bahasa-bahasa Romawi juga menyebabkan lahirnya sejumlah bahasa rekaan: (misalnya Interlingua, versi pembaruannya bahasa Latin Moden, Latino sine flexione, Occidental, Lingua Franca Nova, dan Esperanto), serta bahasa-bahasa yang diciptakan untuk tujuan-tujuan artistik semata (seperti misalnya Brithenig dan Wenedyk).
Daftar Angka Romawi dan Cara Menulisnya – Apakah kalian sering memperhatikan penulisan jalan pada alamat ada yang masih menulis angka misal Jl. Anggrek I, tidak menggunakan angka 1. Kenapa ya?
Angka Romawi atau bilangan Romawi adalah sistem penomoran warisan dari Romawi kuno. Sistem penomoran ini memakai huruf Latin sebagai simbol untuk melambangkan angka numerik.
Angka romawi digunakan dalam:
Ada Salah satu hipotesis menyatakan bahwa angka Romawi berasal hitungan yang tergores lalu digunakan oleh para penggembala Italia dan Dalmasia sampai abad ke-19.
Meskipun angka Romawi ditulis dengan huruf-huruf dari abjad Romawi, angka Romawi awalnya adalah simbol-simbol yang berdiri sendiri.
Etruskan, misalnya, menggunakan 𐌠, 𐌡, 𐌢, ⋔, 𐌚, dan ⊕ untuk menuliskan I, V, X, L, C, dan M, yang berarti hanya I dan X merupakan huruf-huruf dalam abjad mereka
Oleh karena itu, (I) tidak berasal dari huruf (I), tetapi dari torehan vertikal pada tongkat hitungan. Setiap torehan kelipatan lima dipotong ganda, misalnya ⋀, ⋁, ⋋, ⋌, dst., dan setiap kelipatan sepuluh dipotong silang (X), (IIIIΛIIIIXIIIIΛIIIIXII…), lebih seperti tanda talli Eropa saat ini.
Hal ini menghasilkan suatu sistem posisi: Delapan pada tongkat penghitungan adalah delapan talli, IIIIΛIII. Dengan cara lain, dapat disingkat menjadi ΛIII (atau VIII), karena kehadiran Λ mengimplikasikan telah ada empat torehan sebelumnya.
Lebih jauh lagi, delapan belas adalah talli kedelapan setelah sepuluh talli pertama, yang dapat disingkat X, dan menjadi XΛIII. Demikian pula angka empat pada tongkat adalah torehan I sebelum potongan Λ (V), sehingga dapat ditulis menjadi IIII atau IΛ (IV).
Makanya, konsep sistem ini bukan penambahan atau pengurangan, tetapi urutan (ordinal). Ketika talli-talli tersebut diubah menjadi tulisan, tanda-tanda yang tak sulit untuk diidentifikasikan dengan huruf-huruf Romawi saat itu adalah I, V, dan X.
Dalam talli, V atau X yang kesepuluh menerima coretan tambahan. Sehingga, 50 ditulis dengan variasi-variasi seperti N, И, K, Ψ, ⋔, dll., tetapi mungkin yang paling sering adalah bentuk ceker ayam seperti V dan I yang tumpang tindih: ᗐ.
Bentuk itu kemudian dibuat lurus menjadi ⊥ (huruf T terbalik) hingga periode kekuasaan Augustus, dan segera setelah itu diidentifikasi dengan huruf yang secara grafis menyerupai, yaitu L.
Begitu pula, 100 ditulis dalam variasi-variasi Ж, ⋉, ⋈, H, atau dengan simbol-simbol untuk 50 seperti yang diuraikan di atas ditambah dengan sebuah coretan ekstra.
Bentuk Ж (X dan I yang tumpang tindih) lalu menjadi bentuk dominan. Bentuk itu kemudian ditulis dengan variasi >I< atau ƆIC, kemudian disingkat menjadi Ɔ atau C, hingga akhirnya variasi C yang menjadi pilihan karena C adalah singkatan dari centum, bahasa Latin untuk “ratus”. Penggunaan angka Romawi berlanjut lama setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi . Sejak abad ke-14, angka Romawi mulai digantikan oleh angka Arab ; Namun, proses ini bertahap, dan penggunaan angka Romawi tetap ada di beberapa aplikasi hingga hari ini.
Hmm.. membaca sejarahnya cukup panjang dan rumit ya.
Huruf atau Simbol Angka di Kiri Lebih Kecil daripada di Kanan
Jika di kanan huruf atau simbol angkanya lebih besar, maka dinamakan pengurangan. Misalnya angka IV atau angka 4. Pada angka romawi IV, simbol I lebih kecil daripada simbol angka V.
Huruf atau Simbol Angka di Kiri Lebih Besar daripada di Kanan
Jika di kanan huruf atau simbol angkanya lebih besar namanya penjumlahan. Misalnya angka VI yang di mana V merupakan angka 5 yang kemudian dijumlahkan angka 1 menjadi angka 6.
Karakter Angka Romawi
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya kalau dalam penulisan angka Romawi terdiri dari beberapa karakter. Namun, dalam penulisan angka Romawi, tidak menggunakan angka nol atau bisa dibilang angka nol tidak memiliki karakter.
Karakter angka Romawi ini bisa dibagi menjadi satuan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Setiap posisi tersebut tidak akan memengaruhi angka Romawi. Supaya bisa lebih jelasnya, kau bisa lihat beberapa contoh berikut. angka 1 (I), angka 10 (X), angka 100 (C), angka 1000 (M).
Cara Membaca Angka Romawi
Bagi sebagiran orang mungkin belum bisa membaca angka romawi, di bawah ini akan dijenlaskan beberpa langkah untuk membaca angka romawi.
Cara Paling Mudah Convert dari Angka ke Romawi
Cara yang paling simple adalah dengan menggunakan converter, kita tinggal menuliskan Angka (numbers) dan secara otomatis angka dalam romawinya akan muncul. Berikut adalah daftar situs yang bisa kita pakai untuk mengubah angka kedalam format romawi :
Bagaimanakah cara menuliskan angka Romawi ? ini dia cara menulis angka romawi pertama kelompokkan bilangan ribuan, ratusan, atau satuan.
Kemudian kita lihat sistem operasional matematikanya apakah penjumlahan, pengurangan, pengulangan, atau campuran.
Jika ada angka Romawi yang terdiri dari dua angka atau lebih, dengan angka di sebelah kirinya lebih dari atau sama dengan angka di sebelah kanannya, maka susunan angka itu menggunakan sistem penjumlahan:
Angka 6 = VI V = 5 I = 1 V angkanya lebih besar dari 1 maka operasionalnya penjumlahan VI = 5 + 1 = 6
LXVII L = 50 X = 10 V = 5 I= 1 I= 1 50 > 10 > 5 >1 maka operasionalnya penjumlahan LXVII = 50 + 10 + 5 + 1 + 1 = 67
Jika ada angka Romawi yang terdiri dari dua angka atau lebih, dengan angka di sebelah kirinya kurang dari angka di sebelah kanannya, maka susunan angka itu menggunakan sistem pengurangan.
I = 1 V = 5 1< 5 maka IV = 5 – 1 = 4
XL X = 10 L = 50 10 < 50 maka XL = 50 – 10 = 40
Merupakan sistem penulisan dengan mengulang angka yang sama secara berurutan.
Merupakan sistem penulisan yang menggabungkan ketiga sistem sebelumnya :
XCVIII = XC + VIII X = 10 C = 100 X < C maka operasionalnya pengurangan X – C = 100 – 10 = 90 V = 5 III = 1+1+1 = 3 5 > 3 maka operasionalnya penjumlahan VIII = 8 XC = 90 VIII = 8 90 > 8 maka operasionalnya penjumlahan XCVIII = 90 + 8 = 98
MDCCCXLVII = M + DCCC + XL + VII M = 1000 DCCC D= 500 CCC = 100 + 100 + 100 = 300 DCCC = 500 + 300 = 800 X= 10 L = 50 10 < 50 maka operasionalnya adalah pengurangan XL = 50 -10 = 40 VII V = 5 II = 1+1= 2 5 > 2 maka operasionalnya adalah penjumlahan VII = 5+ 2 = 7 jadi MDCCCXLVII M = 1000 DCCC = 800 XL = 40 VII = 7 1000 > 800 > 40 >7 maka operasional semua adalah penjumlahan MDCCCXLVII = 1800+40+ 7 = 1847